SUMBER ENERGI TIDAK TERBARUKAN
Energi tak terbarukan adalah energi yang diperoleh dari sumber daya alam yang waktu pembentukannya sampai jutaan tahun. Dikatakan tak terbarukan karena apabila sejumlah sumbernya dieksploitasikan, maka untuk mengganti sumber sejenis dengan jumlah sama, baru mungkin atau belum pasti akan terjadi jutaan tahun yang akan datang. Hal ini karena, disamping waktu terbentuknya yang sangat lama, cara terbentuknya lingkungan tempat terkumpulkan bahan dasar sumber energi inipun tergantung dari proses dan keadaan geologi saat itu. Berikut ini adalah sejumlah contoh energi tak terbarukan yang sampai saat ini masih digunakan:
1. Batubara
Energi batubara merupakan bentuk energi yang alami dan datang langsung dari Bumi. Batubara adalah sumber alami yang penting untuk menciptakan suatu energi dan awalnya dikembangkan dari tanaman dan kehidupan vegetatif yang telah terkubur dalam kerak bumi selama jutaan tahun yang lalu.
Jika digunakan terlalu banyak, suatu hari kita akan kehabisan batubara. Saat ini energi batubara paling sering digunakan untuk produksi listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Kelemahan terbesar dari energi jenis ini adalah bahwa itu bukan bahan bakar bersih, batubara dapat menghasilkan sejumlah besar polutan dan gas rumah kaca.
2. Minyak Bumi
Minyak bumi adalah campuran berbagai macam senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam lapisan batuan dan dapat diekstrak untuk keperluan bahan bakar. Minyak bumi berasal dari bahan bakar fosil yang terendapkan di dalam batuan sedimen. Bahan bakar fosil adalah sisa jasad renik, mikroorganisme dan tumbuhan yang telah mati jutaan tahun yang lalu dan mengendap di kedalaman bumi, sebelum masa dinosaurus menempati bumi. Proses pembentukan minyak bumi ini dipengaruhi oleh cuaca dan kondisi bumi yang berubah-ubah. Selain manfaatnya sebagai bahan bakar, minyak bumi dengan rantai panjang juga dapat diolah untuk menghasilkan produk kebutuhan manusia seprti plastik polimer, PVC (polivinil klorida), dan gabus/busa.
Bagaimanapun, saat ini minyak bumi menjadi semakin langka dan sulit untuk diperoleh. Selain semakin sulitnya memperoleh minyak bumi, pembakaran minyak bumi juga menimbulkan beberapa dampak buruk pada lingkungan. Saat proses pembakaran, Minyak bumi juga dapat menghasilkan sejumlah besar polutan dan gas rumah kaca.
3. Gas Alam
Gas alam yang memiliki komponen dasar berupa metana ini terbentuk dari sisa-sisa makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan yang mengendap jauh di bawah kerak bumi. Tekanan yang besar di lapisan dalam bumi dan suhu yang tinggi membuat sisa-sisa komponen lingkungan ini mengalami proses alami yang pada akhirnya menghasilkan batu bara, minyak bumi dan gas alam.
Gas alam adalah hidrokarbon dengan pembakaran paling bersih yang menghasilkan sekitar setengah emisi karbon dioksida (CO2) dan hanya sepersepuluh polutan udara batubara yang dibakar untuk membangkitkan listrik. Pembangkit listrik tenaga gas membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk dinyalakan dan dimatikan dibandingkan pembangkit listrik tenaga batubara. Fleksibilitas ini menjadikan gas alam mitra yang baik bagi sumber-sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, yang hanya tersedia jika matahari bersinar dan angin berhembus.
Selain itu, gas alam juga banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif karena sifatnya yang ramah lingkungan. Ketika digunakan sebagai bahan bakar, emisi gas alam yang membumbung ke udara tidak akan bertahan lama di atmosfer sehingga relatif tidak membawa dampak yang signifikan pada kerusakan ozon.
Sumber energi gas alam biasanya dipasarkan dalam dua bentuk. Pertama, LNG (Liquefied Natural Gas) yang komposisinya didominasi oleh metana dan etana. Selain itu ada pula LPG (Liquefied Petroleum Gas) yang komposisinya didominasi oleh propana dan butana. LPG ini yang sering digunakan untuk kebutuhan memasak sehari-hari kita.
4. Nuklir
Energi Nuklir merupakan energi hasil dari sebuah proses kimia yang dikenal dengan reaksi fisi dan reaksi fusi pada sebuah inti atom. Sudah berpuluh tahun manusia memanfaat potensi energi yang dihasilkan dari reaksi fisi (pembelahan) inti uranium dan plutonium. Penemuan ini juga berasal dari percobaan para ilmuan menembakkan neutron ke inti untuk mendapatkan inti baru, namun pada beberapa inti berat hal itu menyebabkan inti menjadi pecah (terbagi) sekaligus melepaskan neutron lain yang konsekuensinya menimbulkan panas disekitarnya.
Panas ini kemudian di ambil dengan menempatkan reaksi tersebut didalam air, air yang panas tadi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin. Untuk bagian turbinnya hampir sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Namun selain panasnya yang diambil, neutron yang lepas ini juga dimanfaatkan untuk banyak hal, seperti untuk mengukur dimensi dari suatu zat, untuk memutasikan tumbuhan agar didapatkan bibit unggul dan lain sebagainya.
5. Kayu Bakar
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah semakin minimnya bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama saat ini adalah dengan menggalakkan penggunaan kayu sebagai sumber energy, terutama untuk pabrik dan masyarakat golongan bawah. Kembali, maka kayu ini akan menjadi energi tak terbarukan kedepannya.
1. Batubara
Energi batubara merupakan bentuk energi yang alami dan datang langsung dari Bumi. Batubara adalah sumber alami yang penting untuk menciptakan suatu energi dan awalnya dikembangkan dari tanaman dan kehidupan vegetatif yang telah terkubur dalam kerak bumi selama jutaan tahun yang lalu.
Jika digunakan terlalu banyak, suatu hari kita akan kehabisan batubara. Saat ini energi batubara paling sering digunakan untuk produksi listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Kelemahan terbesar dari energi jenis ini adalah bahwa itu bukan bahan bakar bersih, batubara dapat menghasilkan sejumlah besar polutan dan gas rumah kaca.
2. Minyak Bumi
Minyak bumi adalah campuran berbagai macam senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam lapisan batuan dan dapat diekstrak untuk keperluan bahan bakar. Minyak bumi berasal dari bahan bakar fosil yang terendapkan di dalam batuan sedimen. Bahan bakar fosil adalah sisa jasad renik, mikroorganisme dan tumbuhan yang telah mati jutaan tahun yang lalu dan mengendap di kedalaman bumi, sebelum masa dinosaurus menempati bumi. Proses pembentukan minyak bumi ini dipengaruhi oleh cuaca dan kondisi bumi yang berubah-ubah. Selain manfaatnya sebagai bahan bakar, minyak bumi dengan rantai panjang juga dapat diolah untuk menghasilkan produk kebutuhan manusia seprti plastik polimer, PVC (polivinil klorida), dan gabus/busa.
Bagaimanapun, saat ini minyak bumi menjadi semakin langka dan sulit untuk diperoleh. Selain semakin sulitnya memperoleh minyak bumi, pembakaran minyak bumi juga menimbulkan beberapa dampak buruk pada lingkungan. Saat proses pembakaran, Minyak bumi juga dapat menghasilkan sejumlah besar polutan dan gas rumah kaca.
3. Gas Alam
Gas alam yang memiliki komponen dasar berupa metana ini terbentuk dari sisa-sisa makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan yang mengendap jauh di bawah kerak bumi. Tekanan yang besar di lapisan dalam bumi dan suhu yang tinggi membuat sisa-sisa komponen lingkungan ini mengalami proses alami yang pada akhirnya menghasilkan batu bara, minyak bumi dan gas alam.
Gas alam adalah hidrokarbon dengan pembakaran paling bersih yang menghasilkan sekitar setengah emisi karbon dioksida (CO2) dan hanya sepersepuluh polutan udara batubara yang dibakar untuk membangkitkan listrik. Pembangkit listrik tenaga gas membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk dinyalakan dan dimatikan dibandingkan pembangkit listrik tenaga batubara. Fleksibilitas ini menjadikan gas alam mitra yang baik bagi sumber-sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, yang hanya tersedia jika matahari bersinar dan angin berhembus.
Selain itu, gas alam juga banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif karena sifatnya yang ramah lingkungan. Ketika digunakan sebagai bahan bakar, emisi gas alam yang membumbung ke udara tidak akan bertahan lama di atmosfer sehingga relatif tidak membawa dampak yang signifikan pada kerusakan ozon.
Sumber energi gas alam biasanya dipasarkan dalam dua bentuk. Pertama, LNG (Liquefied Natural Gas) yang komposisinya didominasi oleh metana dan etana. Selain itu ada pula LPG (Liquefied Petroleum Gas) yang komposisinya didominasi oleh propana dan butana. LPG ini yang sering digunakan untuk kebutuhan memasak sehari-hari kita.
4. Nuklir
Energi Nuklir merupakan energi hasil dari sebuah proses kimia yang dikenal dengan reaksi fisi dan reaksi fusi pada sebuah inti atom. Sudah berpuluh tahun manusia memanfaat potensi energi yang dihasilkan dari reaksi fisi (pembelahan) inti uranium dan plutonium. Penemuan ini juga berasal dari percobaan para ilmuan menembakkan neutron ke inti untuk mendapatkan inti baru, namun pada beberapa inti berat hal itu menyebabkan inti menjadi pecah (terbagi) sekaligus melepaskan neutron lain yang konsekuensinya menimbulkan panas disekitarnya.
Panas ini kemudian di ambil dengan menempatkan reaksi tersebut didalam air, air yang panas tadi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin. Untuk bagian turbinnya hampir sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Namun selain panasnya yang diambil, neutron yang lepas ini juga dimanfaatkan untuk banyak hal, seperti untuk mengukur dimensi dari suatu zat, untuk memutasikan tumbuhan agar didapatkan bibit unggul dan lain sebagainya.
5. Kayu Bakar
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah semakin minimnya bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama saat ini adalah dengan menggalakkan penggunaan kayu sebagai sumber energy, terutama untuk pabrik dan masyarakat golongan bawah. Kembali, maka kayu ini akan menjadi energi tak terbarukan kedepannya.
Comments
Post a Comment